Selasa, 05 Februari 2013

12 KARYA CIPTA LAGU ANAK DAN REMAJA

Berawal dari keprihatinan penulis, bahwa lagu yang dinyanyikan oleh anak-anak Indonesia pada umumnya adalah konsumsi lagu untuk orang dewasa. Demikian juga yang terjadi dengan anak-anak tunagrahita yang ada di SLB Aditya Grahita, umumnya mereka menyanyikan lagu-lagu dewasa yang fulgar dan kita yang mendengarnya sangat miris dibuatnya. Hal ini diperparah dengan pengetahuan guru yang sangat minim tentang lagu anak anak sehingga kurang bervariasi dalam mengajarkannya, dan hal ini berdampak pada kebosanan anak dalam menyanyikan lagu yang itu-itu saja. Berdasarkan pertimbangan itulah, maka penulis memikirkan bagaimana caranya agar anak didik saya dapat menyanyikan lagu anak-anak tanpa mengesampingkan unsur pendidikan dan psikologis anak yang notabene mereka merupakan penyandang tunagrahita. Lagu yang diciptakan ini mengangkat tema seputar kehidupan dunia mereka,seperti kehidupan anak berkebutuhan khusus, binatang, cinta remaja, dan harapan-harapan anak berkebutuhan khusus dalam menghadapi kehidupannya. Pertimbangan lainnya adalah berdasarkan pengamatan pada kehidupan tentang cerita dirinya atau pengalaman pribadinya. sebagaimana yang dikemukakan oleh Gordon & Browne, 1986 : 199-262) yang menyatakan bahwa : " Didalam pemilihan tema dalam pembelajaran hendaknya tema-tema yang dipilih adalah tema yang menarik, menantang, dan bermakna bagi anak. Untuk memenuhi kriteria tersebut, sebaiknya tema itu harus berkaitan langsung atau ada kaitannya dengan diri anak". Dengan berpegangan pada hal tersebut maka lahirlah lagu-lagu seperti " Nyanyian Anak Berkebutuhan Khusus " dan " Senandung Asa " yang bercerita tentang kehidupan dan harapan anak-anak berkebutuhan khusus dalam mengarungi kehidupannya. " Kupu-kupu Cantik " tentang kekaguman pada bentuk dan gerak kupu-kupu, dan sekaligus mengenalkan warna secara tidak langsung pada anak. " I Love You For All " menggambarkan kecintaan seorang anak terhadap orangtua dan saudaranya. " Semut " menggambarkan tentang filosofi kehidupan semut yang rukun dan damai, saling tolong menolong dan tidak ada kebohongan dalam hidupnya. " Cinta Twitteran dan Telepon Cinta " menggambarkan tentang cinta remaja yang penuh impian dalam dunia maya. " Mars Aditya Grahita " menceritakan harapan siswa dan lembaga di SLB Aditya Grahita," Bermain Plosotan " bercerita tentang permainan khas anak-anak yang sangat mengesankan, " Tojer Katak " menggambarkan tentang toleransi kepada orang lain, " Kartika " tentang kisah seorang gadis yang sangat dicintai ibunya, dan " Cinta semanis lolly pop " tentang cinta pertama yang indah dan manis. Lagu ciptaan ini tercipta selain karena permasalahan di atas, juga atas pertimbangan bahwa anak tunagrahita mempunyai krisis rasa percaya diri, sehingga hal ini berdampak pada segi kehidupan lainnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh American association on Mental Deficiency ( AAMD) 1973 yang telah diterjemahkan oleh Astati bahwa " salahsatu karakteristik dari anak tunagrahita adalah mengacu pada fungsi intelektual yang secara jelas di bawah rata-rata/normal disertai kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian dan terjadi dalam periode perkembangan ". Untuk mengatasi masalah tersebut, maka jalan keluarnya melalui upaya pendidikan seni musik dan bernyanyi. Pendidikan seni musik merupakan pendidikan yang memberikan kemampuan mengekspresikan dan mengapresiasikan seni secara kreatif untuk pengembangan kepribadian siswa dan memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang. Dengan kata lain pendidikan seni musik dan bernyanyi merupakan mata pelajaran yang memegang peranan penting untuk membantu pengembangan individu yang nantinya akan berdampak pada pertumbuhan akal, fikiran, dan emosional siswa. Inilah salah satu contoh lagu yang berkaitan dengan kehidupan mereka : Lirik lagu " Nyanyian ABK " Kami anak-anak berkebutuhan khusus stiap hari slalu riang dan gembira Tak pernah malas dan berputus asa Semua kami jalani dengan ikhlas Kami anak-anak berkebutuhan khusus Bukan slalu minta dikasihani Kami hanyalah ingin dimengerti Disetiap hidup gerak kami Reff : Kami tak ingin slalu dibantu Dalam kehidupan kami Tapi berikanlah kami kesempatan Yang seluas-luasnya Agar kami bisa hidup mandiri Dalam membangun citra dan percaya diri Melalui syair dan lagu tsb, diharapkan pesan mereka sampai kepada masyarakat luas, sehingga anak berkebutuhan khusus dalam hal ini anak tunagrahita diberikan kesempatan yang seluas-luasnya dalam mengembangkan kehidupannya. Karena anak-anak tunagrahita merupakan anak yang mempunyai kekhususan tersendiri, namun mereka adalah anak-anak yang harus mendapatkan perlakuan yang sama dalam kehidupannya, sehingga dari segi kemanusiaan mereka merupakan makhluk yang dijamin oleh indang-undang dan bukan merupakan makhluk yang termarjinalkan dalam kehidupannya. Melalui lagu-lagu inilah maka diharapkan motivasi mereka lebih berkembang dan diharapkan akan berpengaruh terhadap aktualisasi diri yang positif diantaranya adalah tumbuhnya rasa percaya diri yang tinggi. ( Ani Aniangsih ) Penulis adalah guru di SLB Aditya Grahita Bandung

Sabtu, 02 Februari 2013

KEGIATAN SISWA SLB ADITYA GRAHITA BANDUNG DALAM GAMBAR

Siswa SLB ADITYA GRAHITA BANDUNG, sedang mengikuti lomba mewarnai gambar dan mengikuti kegiatan latihan pencak silat yang merupakan pelajaran ekstrakulikuler di SLB Aditya Grahita Bandung.
Siswa SLB Aditya Grahita Bandung mengikuti lomba makan kerupuk yang diselenggarakan dalam rangka memperingati hari proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Guru dan Siswa SLB Aditya Grahita Bandung sedang melaksanakan kegiatan Upacara pada latihan pramuka yang dilaksanakan setiap hari sabtu.
Siswa Siswa SLB Aditya Grahita Bandung berphoto bersama Kepala Sekolah SLB Aditya Grahita Bandung sebelum mengikuti lomba busana nusantara dan lomba mewarnai gambar.
seorang siswa SLB Aditya Grahita Bandung sedang berlatih mengasah kemahiran memainkan alat musik Perkusi.

Sabtu, 20 Agustus 2011

PERINGATAN HARI ANAK NASIONAL TH 2011 DI SLB ADITYA GRAHITA DI HADIRI WAKIL WALIKOTA BANDUNG


Peringatan Hari Anak Nasional tanggal 23 Juli Tahun 2011 di SLB Aditya Grahita Bandung diisi dengan kegiatan pentas kreasi seni siswa SLB Aditya Grahita didukung oleh SLB se Gugus 11 Kota Bandung ,dengan menampilkan berbagai macam pentas seni seperti : baca puisi , tembang-tembang senandung asa Anak Berkebutuhan Khusus, pantomin, pencak silat dan berbagai macam atraksi tari , kegiatan pentas kreasi seni dilaksanakan di halaman Sekolah SLB Aditya Grahita Bandung jalan Cibeunying Permai III.
Kemeriahan pentas kreasi seni Anak SLB sangat lengkap dengan tampilnya grup lawak NEO THE BODOR'S mang Kusye dan Kang Beni Safaat , dan pada sisi lain adanya kehadiran masyarakat menyaksikan pentas seni tersebut menjadi spirit bagi anak ABK , bahwa mereka disambut dengan baik oleh masyarakat demikian pula sejumlah media cetak yang hadir di lokasi kegiatan membuktikan bahwa insan media cetak dan media elektronik sangat mendukung terhadap kegiatan tersebut. Anak Berkebutuhan Khusus sebenarnya bukan tidak mampu melakukan apa-apa, tapi bila di beri kesempatan maka mereka bisa membuktikannya dengan menampilkan gerak seni yang sangat bagus. Pertunjukan ini di hadiri pula dengan kehadiran wakil walikota Bandung bapak Ayi Vivananda yang di dampingi kepala Kantor Sosial Kota Bandung, yang pada saaat itu terharu menyaksikan penampilan para Anak Berkebutuhan Khusus, dan ini salah satu bukti bapak Ayi Vivananda peduli terhadap anak tunagrahita/ Anak Berkebutuhan Khusus kota Bandung , beliau sengaja menyempatkan waktu untuk hadir disela waktu acara lainnya yang telah ter agendakan.
Kegiatan pentas kreasi seni anak SLB yang di gelar di SLB Aditya Grahita sengaja di laksanakan di tengah lingkungan pemukiman masyarakat dengan maksud dan tujuan bahwa kegiatan diharapkan dapat di saksikan langsung oleh masyarakat umum sebagai upaya mensosialsisasikan bentuk pelayanan pendidikan dan pemberdayaan anak SLB/ Anak Berkebutuhan Khusus kepada masyarakat sehingga masyarakat dilingkungannya terketuk untuk peduli mendukung kegiatan Proses Belajar Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus serta mau menempatkan penghargaan perlakuan yang normatif kepada anak tunagrahita / anak berkebutuhan khusus sama seperti perlakuannya kepada anak-anak normal lainnya. Komunitas Masyarakat Peduli Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Kota Bandung menyampaikan terima kasih kepada Bapak Ayi Vivananda wakil wali kota Bandung , Ibu Siti Masnun,SH kepala Kantor Sosial Kota Bandung , rekan wartawan/ insan media cetak dan elektronik , rekan seniman kota Bandung dan para aktivis LSM Kota Bandung dan Jawa Barat , ibu Dra, Hj. Dinnar Eldi S dan para donatur yang berada di wilayah Cigadung selatan serta masyarakat jalan Cibeunying Permai atas dukungannya terhadap penyelenggaraan kegiatan Pentas kreasi seni anak SLB/ABK.

Sabtu, 09 Januari 2010

MENCIPTAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERMUTU


Oleh :Ani Aniangsih,SP.d
SLB Aditya Grahita

a. Pengertian Pembelajaran,Belajar,dan Mengajar
Unsur yang harus dipahami oleh seorang guru sebelum melaksanakan kegiatan proses Belajar
Mengajar adalah memahami dulu arti dari Pembelajaran , belajar dan mengajar. Sangat tidak relevan jika guru dalam Proses Belajar dan Mengajar (PBM) tidak memahami pengertian
tersebut ,sebab berangkat dari definisi itulah seorang guru dapat memahami tugas keprofesian
nya dan dengan bekal pemahaman tersebut seorang guru dapat menghasilkan sebuah proses
Belajar Mengajar yang bermutu bagi siswanya.
( Degeng,1989) menyebutkan Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa. Sedangkan
Belajar , adalah suatu aktivitas yang mengungkapkan perubahan tingkah laku ( behavioral -
change ) pada individu belajar. Mengajar , adalah proses membantu siswa memperolah
informasi , ide , keterampilan , nilai , cara berfikir , sarana , untuk mengekspresikan dirinya
dan cara-cara belajar, bagaimana belajar. (jojce, Wield And Shirs , 1992 ).
Berangkat dari ketiga pengertian tersebut , maka sebuah model pembelajaran bermutu dapat
diciptakan agar menghasilkan pendidikan yang bermutu.

b. Apa pembelajaran bermutu itu ?
Pembelajaran bermutu merupakan suatu proses belajar yang menimbulkan budaya belajar
dan dampak pembelajaran bagi siswa. Mengapa dikatakan bahwa dalam proses belajar
harus menimbulkan budaya belajar , hal ini mengisyaratkan pada guru bahwa pembelajaran
harus menjadikan semua siswa terlibat dalam proses belajar tanpa ada kecualinya. Belajar
harus menjadikan kebutuhan bagi siswa didalam maupun diluar kelas. Semua komunitas
kelas harus aktif dalam kegiatan belajar seperti : bertanya, menuliskan jawaban-jawaban
persolaan yang diajukan , mengerjakan hasil pengamatannya, dan hal ini harus menjadikan
belajar menjadi budaya.
c. Bagaimana menciptakan pembelajaran bermutu ?
dalam pembelajaran bermutu , harus terlihat dampaknya terhadap diri siswa , seperti
perubahan pada tingkah laku, bertambah keahliannya, atau siswa bertambah kritis cara
berpikirnya maupun bertindaknya.

Dalam konteks model pembelajaran bermutu , pembelajaran harus inovatif dan penuh tantangan bagi siswa , dan guru harus mau keluar dari model pembelajaran tradisional , bahwa pada model pembelajaran ini siswa hanya mendengarkan ceramah atau mendengarkan penjelasan guru , lalu akhir pelajaran siswa menjawab pertanyaan pertanyaan yang diajukan guru.

Dalam nodel pembelajaran bermutu guru harus memperbanyak pembelajaran ekslorasi , yaitu pada pembelajaran ini siswa dituntut untuk lebih banyak bergerak atau berpindah tempat secara fisik , dan ruangan harus jadi pertimbanagan guru agar anak dapat bergerak secara leluasa. Misalnya dalam model penempatan bangku dan meja tidak selalu harus berjejer rapih dan berderet , tetapi harus selalu berpindah-pindah (moving) dan siswa terlibat dalam tugas kelompok pada meja yang berbeda-beda.
Dalam model pembelajaran yang bermutu , guru dituntut untuk senantiasa kreatif untuk menciptakan model-model pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Dalam konteks model pembelajaran bermutu ini guru harus bisa mengungkapkan kemampuan siswanya, tidak hanya mengungkapkan kemampuan satu ranah mengingat (kognitif)saja , tetapi guru harus bisa juga mengungkapkan keterampilan ranah lainnya seperti pemahaman (Afektif) dan aspek keterampilan ( Psikomotor ).

model pembelajarannya siswa tidak bekerja sendiri tetapi harius senantiasa berkelompok sengan mempertimbangkan juga kemampuan individunya dalam kelompok tersebut. dalam hal ini guru harus membedakan kemampuan siswa yang berada diatas , yang sedang atau yang rendah sehingga dalam pembagian tugas akan berbeda cara pengerjaanya didalam kelompok.
untuk mencapai sasaran tujuan pembelajaran yang bermutu maka diperlukan metode atau cara yang tepat dan pengalaman belajar yang variatif agar siswa tidak bosan. sistem pendekatannya bisa dengan VAK ( Visual, Auditoris , dan Kinnaestetis).

Pembelajaran yang menggunakan sistem visual bisa dipraktekkan dengan melihat gambar, diagram, video , atau demonstrasi. Pada pembelajaran ini , siswa dapat menceritakan kembali , menganalisis yang dilihatnya , dan mencatat kejadian-kejadian yang dilihatnya. Pembelajaran lewat mendengarkan (Auditoris) , dipraktekkan dengan media radio , CD , kaset adan siswa mencatat hal-hal yang penting. pembelajaran yang terlibat secara fisik (Kinaestetis) , dapat dilakukan dalam suatu tugas seperti permainnan peran , simulasi , tugas-tugas praktek sehingga anak dapat terlibat langsung dan dapat bergerak mengekspresikan kemampuannya.
Pada prakteknya penggunaan VAK kadang-kadang tidak berdiri sendiri akan tetapi kadang-kadang juga harus digabungkan dalam pengkondisiannya.
Untuk menuju model pembelajaran yang bermutu harus menerapkan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan , dalam hal ini yaitu PAIKEM ( Pembelajaran yang Aktif, Inovatif , Kreatif , Efektif dan Menyenangkan ).

Pembelajaran yang menyenangkan tujuannya agar situasi dalam pembelajaran baik didalam maupun di luar kelas tidak menimbulkan kekakuan atau menakutkan siswa , sehingga akan menimbulkan dampak yang positif bagi siswa yaiti memunculkan kreatifitas dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Perlu diingat guru , bahwa pengertian pembelajaran yang menyenangkan tidak selalu identik dengan kegiatan nyanyi-nyanyi saja , tetapi bisa dimulai dari : pengaturan ruangan yang menarik dan nyaman.
Hal ini penting sekali dilakukan oleh seorang guru sebelum memulai pembelajaran. Penerangan kelas yang memadai dan ventilasi udara yang bagus turut menunjang dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Pengaturan tempat duduk yang tidak statis yaitu siswa bisa berpindah-pindah tempat sesuai kebutuhan pembelajaran juga merupakan hal yang sangat diperlukan.
Selanjutnya penyediaan media/alat penunjang pembelajaran yang memadai , tak kalah pentingnya dalam menciptakan model pembelajaran bermutu, dan yang terahir guru harus senantiasa ramah , penuh perhatian dan kasih sayang kepada siswanya , dengan tetap mengimplementasikan mantera " love is a beautiful atau " I Love You Full " terhadap siswa agar siswa merasa aman , nyaman , dan dihargai. **